Selamat Datang di Desa Sumbertugu, Desa Hijau yang kecil dan Damai, Silahkan mampir lagi kalau ada waktu, Salam Hijau dari kami

Saatnya Bergaya Hidup Hijau sebelum Terlambat


Banyaknya polusi, baik polusi air, tanah maupun udara, akhir-akhir ini kian mengkhawatirkan bagi kelestarian lingkungan. Tingkat polutan yang mencemari sudah diambang batas toleransi, jika dibiarkan berlarut-larut dampaknya akan kian berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Tidak dimungkiri bahwa sumber utama polusi adalah aktivitas manusia modern, terutama di negara-negara maju yang tingkat industrinya tinggi.
Seiring berjalannya waktu, di negara berkembang pun bisa menyumbang polutan berbahaya. Hal ini karena negara maju mulai melakukan ekspansi dengan mendirikan aneka industrinya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akhirnya, masalah lingkungan kian kompleks, dan tak bisa dibiarkan begitu saja, jika kita sebagai makhluk hidup penghuni bumi ingin selamat dan tetap lestari. Langkah penting yang perlu segera diupayakan sebagai bentuk mitigasi dan adaptasi terhadap polusi adalah menerapkan gaya hidup hijau (green lifestyle) di lingkungan masyarakat. Gaya hidup berwawasan lingkungan dan berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup.
Ada empat poin penting dari gaya hidup hijau yang bisa diterapkan. Pertama, memanfaatkan energi seminimal mungkin dengan hasil atau manfaat yang maksimal. Ini bisa dilakukan dengan hemat memakai BBM, hemat listrik, air leding dan memakai alat transportasi yang ramah lingkungan. Hemat energi, terutama energi fosil, mampu mengurangi pencemaran udara oleh gas-gas rumah kaca (carbon) yang menjadi penyebab utama perubahan iklim dan global warming (pemanasan suhu bumi).
Kedua, menyelamatkan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Langkah awal menyelamatkan keanekaragaman hayati adalah dengan cinta lingkungan hidup, menanam pohon dan tidak merusak hutan. Eksploitasi pertambangan khususnya, harus sesuai prosedur dan bertanggungjawab melakukan reboisasi daerah bekas tambang. Nelayan tak memakai bahan peledak atau zat kimia berbahaya untuk menangkap ikan. Melestarikan terumbu karang dan hutan bakau. Masalah yang satu ini sebenarnya cukup kompleks, karena menyangkut masalah hukum, politik dan pemerintahan. Perlu ada hukum jelas yang mengatur maupun melindungi keanekaragaman hayati, dan sanksi tegas bagi siapa saja yang melanggarnya. Selama ini hukum masih mudah dipermainkan dengan uang. Tengok saja pertambangan yang tak melakukan perbaikan lingkungan, tapi dibiarkan saja oleh pemerintah. Akhirnya hutan musnah, lingkungan rusak, pencemaran merajalela. Perlu kebijakan politik dan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan untuk mendukung program penyelamatan hayati.
Ketiga, meminimaisir limbah dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik, memberi nilai tambah barang bekas dengan memanfaatkan kembali dan memakai produk ramah lingkungan. Ini bisa dilakukan setiap individu sampai pada skala yang lebih besar. Membuang sampah sesuai pada tempat dan jenisnya. Misalnya khusus sampah organik dipisah dengan sampah non-organik. Sehingga sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Keempat, menggunakan media untuk menghimbau masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, baik media cetak maupun elektronik. Melalui media kita bisa menyampaikan pemikiran, pandangan maupun strategi kepada orang lain. Yang lebih penting adalah bisa memberi inspirasi positif bagi masyarakat luas untuk mendukung program kelestarian lingkungan dan membudayakan gaya hidup hijau.
by :
Mahasiswa Program Magister Teknik Lingkungan ITS
Anton Kuswoyo

0 komentar:

About Me

Malvin
Just Ordinary Boy.. wanna share with everyone..
Lihat profil lengkapku

Pengunjung Desa

Pengikut

Iklan Desa