Diberdayakan oleh Blogger.
Kategori
- Bisnis (1)
- Ekonomi (1)
- Go Green (1)
- Internet (1)
- Life Style (2)
- Motivasi Hidup (1)
- Panganan (1)
- Pertanian (6)
- Teknologi (1)
Arsip Blog
-
▼
2011
(12)
-
▼
September
(11)
- Jenis jenis Jagung di Indonesia
- Tips mengalami masalah dalam budidaya Jagung
- Berbisnis dengan Budidaya Cabai Hibrida
- Kejujuran Orang Desa
- Sony PSP Vita akan dirilis Desember 2011
- Pengertian Pupuk Kompos
- Saatnya Bergaya Hidup Hijau sebelum Terlambat
- 6 Tips agar Hidup lebih sehat
- Membuat Sub Domain beda server
- Pengertian Pupuk Organik
- Tips Untuk Bertani
-
▼
September
(11)
Tips mengalami masalah dalam budidaya Jagung
1. Penanaman sampai perkecambahan ( 3 – 10 HST )
No | Gejala Khusus | Kemungkinan Penyebab | Analisa dan Rekomendasi |
1
|
Benih tidak tumbuh
|
Tidak ada benih yang ditanam
|
Galilah pada tempat di mana benih tidak muncul/tidak tumbuh, untuk mendeteksi ada
tidaknya benih
|
Tanah terlalu kering
|
Benih memerlukan kelembaban yang
cukup untuk memulai proses perkecambahan
Tanamlah pada tanah yang lembab atau
aturlah irigasi sebelum/sesudah tanam pada
tanah yang kering
| ||
Benih dengan viabilitas rendah
|
Ujilah daya tumbuh benih sebelum ditanam
| ||
Tanah berbongkah-bongkah
|
Kontak benih dengan tanah tidak baik,
sehingga benih tidak mendapatkan cukup
air untuk tumbuh
Persiapan lahan diperbaiki sehingga
diperoleh lahan penanaman yang cukup
gembur dengan kelembaban yang cukup
| ||
Terbakar karena kontak dengan
pupuk
|
Hindari benih kontak langsung dengan pupuk
Pupuk dasar diletakkan kira-kira 5 cm dari
Benih
| ||
2
|
Benih tumbuh tidak baik
|
Kelembaban tanah kurang dan
tidak merata
|
Benih mengembang dan bertunas dan
kemudian kering karena kelembaban kurang
Benih yang tumbuh baik, terlihat pada
pada tempat-tempat dengan kelembaban
cukup
Tanamlah pada tanah yang lembab atau atur
irigasi sebelum/sesudah tanam pada lahan
yang kering
Tutuplah benih dengan tanah yang gembur
dan lembab dan jangan ditutup dengan tanah
yang kering
|
Kedalaman lubang tanam tidak
merata
|
Tanamlah benih pada kedalaman yang sama
4 – 5 cm pada tanah dengan kelembaban
yang cukup
| ||
Pemadatan tanah dan atau pengerasan permukaan tanah
|
Hujan deras setelah tanam yang diikuti oleh
masa kering menyebabkan pemadatan dan
pengerasan permukaan tanah, khususnya
pada tanah bertekstur halus.
Benih yang sudah tumbuh akan mengalami
kesulitan menembus lapisan keras ini
Hal ini diatasi dengan irigasi lagi atau
penyiangan ringan pada tanah tersebut
| ||
Benih membusuk atau dimakan/ dirusak oleh serangga
|
Benih terserang cendawan seperti Diplodia sp., Pythium sp., Giberella sp.
Benih dimakan oleh semut, rayap, orong-orong
Gunakan insektisida untuk seed treatment
pada saat tanam
| ||
Kecambah abnormal dan atau daun kecambah rusak dan menggulung dalam tanah
|
Kerusakan karena penggunaan herbisida
Pemadatan tanah dan tanah berbongkah
Bongkah
Pengolahan tanah dilaksanakan dengan benar
pada tanah dengan kelembaban yang cukup
Lakukan penyiangan ringan untuk menghilankan bongkahan tanah
| ||
Sebagian tanaman atau seluruhnya
berwarna ungu terang sampai gelap
|
Disebabkan oleh keadaan terlalu basah, dingin atau sesuatu yang menghambat awal
perkembangan perakaran
Pengaruh yang lain adalah: pengerasan tanah, serangan serangga/penyakit, terbakar karena pupuk, kerusakan karena herbisida, defisiensi phospor atau sifat genetik tanaman
Periksalah keseluruhan tanaman untuk
Identifikasinya
| ||
Kecambah/tanaman muda membusuk
|
Tanaman berwarna kekuningan dan daun yang layu berwarna kecoklatan, batang dan akar terlihat basah. Jaringan bagian dalam
kehilangan warna khususnya pada titik tumbuh. Hal ini disebabkan oleh keadaan basah dan suhu rendah
|
2. Perkecambahan sampai tanaman setinggi lutut (10 hst – 21 hst) |
No | Gejala Khusus | Kemungkinan Penyebab | Analisa dan Rekomendasi |
A
1.
|
Stadium 2 – 4 daun
Daun pucuk/tengah
menggulung, busuk atau mengering
|
Lalat bibit
Atherigona exigua
|
Periksa telur serangga pada permukaan bawah daun, serta larva berwarna kuning gelap di dalam gulungan daun
Kendalikan dengan insektisida pada waktu tanam atau sesudah tanam
|
2.
|
Tanaman terpotong di permukaan tanah
|
Ulat tanah, ulat tentara, Ulat jengkal
|
Kendalikan dengan insektisida kontak
|
3.
|
Ujung dan tepian daun tua
berwarna ungu
|
Defisiensi phospor
|
Periksa pH dan lakukan pengapuran sebelum
penanaman
Gunakan pupuk dasar sesuai rekomendasi
|
4.
|
Warna tanaman normal tetapi pertumbuhan
tanaman lambat
|
Kesuburan tanah rendah
|
Gunakan pupuk dasar sesuai rekomendasi
|
5
|
Daun kuning, tanaman kurus
dan kerdil
|
Defisiensi nitrogen
Defisiensi belerang
Tergenang air
|
Gunakan pupuk dasar sesuai rekomendasi
Gejala kuning muncul pada bagian atas tanaman yang di tunjang oleh keadaan tanah berpasir dengan kandungan bahan organik rendah dan tanah yang dingin dan basah
Perbaiki drainase, sehingga penggunaan nitrogen dapat lebih efisien
|
6
|
Daun menggulung dan layu
|
Kekeringan
Serangan serangga pada akar atau batang bawah
|
Pengaturan irigasi dan penanaman pada musim yang tepat
Gunakan insektisida
|
7
|
Tanaman kerdil, daun berkerut
dan tebal
|
Serangan Thrips
|
Gunakan insektisida
|
8
|
Strip/garis putih atau kuning diantara pembuluh daun
|
Defisiensi magnesium
pH tanah rendah
|
Lakukan pengapuran dengan kapur pertanian
CaCO3 atau CaMg (CO3)2 sampai mendekati
pH 5.5 – 6.2 yang cocok untuk tanaman jagung
Untuk tanah ringan gunakan 2-4 ton/Ha dan tanah berat 3 – 6 ton/Ha yang diberikan 1 -2 bulan sebelum tanam
|
B
1
|
Stadium 5 – 9 daun
Tanaman kerdil, daun yang tua
berwarna hijau muda atau
kekuningan
|
Ketersediaan nitrogen sangat rendah
Tergenang air
|
Lakukan pemupukan nitrogen kedua sesuai
dengan rekomendasi. Letakkan pupuk 10 – 12 cm dari pangkal tanaman dan timbunlah dengan tanah untuk mengurangi kehilangan nitrogen
Perbaiki drainase
|
2
|
Daun atas mengering dan daun
bawah mati
|
Kerusakan karena kesalahan
penempatan pupuk
|
Penempatan pupuk terlalu dekat dengan pangkal batang
Hindari kontak pupuk dengan tanaman secara langsung
|
3
|
Klorotik berupa garis-garis panjang di daun
|
Serangan penyakit bulai Downy Mildew
|
Gunakan varietas yang tahan terhadap bulai
|
4
|
Daun menggulung dan tanaman layu
|
Kekurangan air
|
Aturlah pengairan yang memadai
|
5
|
Daun pucuk yang sebagian
masih menggulung dimakan serangga
|
Serangan penggerek pucuk
Serangan penggerek batang
|
Adanya kotoran ulat dan lubang-lubang ke arah lebar daun
Gunakan insektisida kontak dan carbofuran
langsung pada pucuknya
Adanya lubang di pucuk tanaman
Gunakan insektisida kontak dan carbofuran
langsung pada pucuknya
|
6
|
Sebagian besar daun atau hampir seluruh daun dimakan serangga
|
Serangan ulat tentara dan atau ulat potong
Serangan belalang
|
Semprotkan insektisida kontak
|
7
|
Tanaman layu dan terpotong pada pangkal batang/akar
|
Serangan uret (larva kumbang)
Serangan rayap
|
Gunakan insektisida Carbofuran dan letakkan di tanah dekat benih pada saat tanam
|
8
|
Bercak oval, bundar atau persegi panjang berwarna
coklat kemerahan, berukuran
0.1 – 2 cm
|
Helminthosporium leafspot
|
Penyakit ini ditunjang oleh adanya suhu panas dan kelembaban tinggi
Hindari penanaman terlambat
Ikuti pemupukan berimbang, untuk meningkatkan kekuatan tanaman
gunakan varietas yang tahan
|
3. Tanaman setinggi lutut sampai Polinasi |
No | Gejala Khusus | Kemungkinan Penyebab | Analisa dan Rekomendasi |
A
1
| Stadium 10 – 16 daun
Tanaman miring atau roboh
|
Kerebahan akar
Kerebahan pada batang
|
Sistem perakaran yang lemah, serangan serangga atau karena terpotong pada saat penyiangan
Lakukan penyiangan tidak terlalu dalam
Gunakan varietas yang tahan
|
2
|
Batang patah dan daun dimakan serangga
|
Serangan penggerek batang
Serangan ulat daun
Serangan ulat jengkal
|
Semprotkan insektisida kontan dan atau sistemik
|
B
1
|
Stadium Tasseling dan Silking (Berbunga)
Rambut tongkol terlambat keluar
|
Kekeringan
Populasi tanaman terlalu padat
Tanah dengan kesuburan rendah
Adanya naungan
|
Pengaturan irigasi
Tanamlah sesuai jarak tanam 75×20 cm
Pemupukan berimbang sesuai dengan rekomendasi
Hindari naungan
|
2
|
Tassel tidak membuka atau rusak
|
Serangan penggerek batang atau
aphids (kutu daun)
|
Semprot dengan insektisida
|
3
|
Ruas bagian bawah membusuk
berwarna coklat dan lunak
batang terpilin dan rebah
|
Phytium stalk rot
|
Penyakit ini ditunjang oleh adanya periode panas yang berkepanjangan, basah,kelembaban tinggi serta tanah tidak subur dan drainase jelek
|
4
|
Tassel gagal berkembang
|
Serangan lalat bibit
|
Larva lalat bibit menyerang pada saat stadium awal
pertumbuhan yang menyebabkan hanya bagian bakal tassel yang rusak, sehingga tidak dapat berkembang setelah tanaman dewasa.
Kendalikan dengan insektisida Carbofuran/sistemik saat tanam
|
4. Polinasi sampai Masak Fisiologis |
No | Gejala Khusus | Kemungkinan Penyebab | Analisa dan Rekomendasi |
1
|
Ruas-ruas batang bagian bawah
menjadi lunak, mengering,
mudah ditekan dan batang mudah roboh
|
Diplodia stalk rot
Giberella stalk rot
Fusarium stalk rot
|
Gunakan varietas Jagung Hibrida
Perbaiki Drainase
Jarak tanam 75 x 20 cm
Pupuk sesuai rekomendasi
|
2
|
Tanaman roboh dan batangnya mungkin pecah atau rusak
|
Kekurangan Kalium
Penggerek batang
Angin kencang
|
Pemupukan berimbang
Gunakan insektisida
Jarak tanam sesuai rekomendasi
|
3
|
Tongkol membusuk
|
Diplodia
Banded Leaf and Sheath Disease
|
Gunakan varietas Pioneer
Perbaiki drainase
|
4
|
Tongkol tidak terisi semua, terisi sebagian, terisi terpencar- pencar atau ukuran tongkol lebih kecil dari ukuran normal
|
Suhu tinggi pada saat polinasi
Kekeringan
Populasi tinggi
Kesuburan rendah
Serangan penggerek tongkol
|
Perbaiki drainase
Jarak tanam yang tepat
Pemupukan berimbang sesuai rekomendasi
Penggunaan insektisida kontak
|
5
|
Tongkol tidak terisi sebagian
|
Kekurangan unsur Phospor dan
Kalium
|
Pemupukan berimbang sesuai rekomendasi
|
data di peroleh dari bapak Sigit E. Susilo
Label:
Pertanian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Malvin
- Just Ordinary Boy.. wanna share with everyone..
0 komentar:
Posting Komentar